Pengalaman Isolasi Mandiri
Ilustrasi orang yang sedang menjalani isolasi mandiri
Pekalongan, 13 Juli 2021, Ada yang pernah terpapar COVID-19? Nah, jika Anda pernah terpapar COVID-19 pasti Anda pernah mengalami yang namanya Isolasi Mandiri? Lalu, ada yang tahu isolasi mandiri itu apa? Menurut RSUP Soeradji, Isolasi adalah memisahkan individu yang sakit, baik yang sudah dikonfirmasi laboratorium atau memiliki gejala COVID-19 dengan masyarakat luas yang bertujuan untuk mencegah penularan. Lalu, kapan isolasi mandiri dapat dilakukan? Karantina dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai kontak erat selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Karantina dihentikan apabila selama masa karantina tidak menunjukkan gejala. Sedangkan isolasi dilakukan sejak dinyatakan sebagai kasus suspek dan dihentikan apabila telah memenuhi kriteria discharded. Selama masa karantina / isolasi, dilakukan pemantauan harian oleh petugas fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk memantau perkembangan gejala. Apabila selama masa pemantauan muncul gejala yang memenuhi kriteria suspek COVID-19 maka dilakukan tatalaksana sesuai kriteria. Karantina / isolasi dapat dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing atau di tempat yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kriteria untuk karantina / isolasi mandiri adalah pendatang / pemudik dan keluarganya yang mampu melaksanakan ketentuan pelaksanaan karantina / isolasi mandiri dan masyarakat mau menerima dan menyetujui pelaksanaan karantina mandiri dan secara medis memenuhi syarat untuk karantina / isolasi mandiri, sedangkan jika tidak mampu memenuhi hal tersebut, harus dilakukan karantina / isolasi di fasilitas khusus. Apa saja yang harus dilakukan saat isolasi diri? Tetap tinggal di rumah dan tidak bepergian ke ruang public, Tidur di kamar terpisah dan menjaga jarak dari anggota keluarga lain, Selalu menggunakan masker, Melakukan pemeriksaan suhu dan memantau gejala yang timbul setiap hari, Menggunakan alat makan dan alat mandi tersendiri, Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Berjemur di bawah sinar matahari pada pagi hari, Menjaga kebersihan rumah dengan menggunakan cairan desinfektan, dan Jika mengalami perburukan gejala, segera ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan sedikit bagaimana saya melakukan kegiatan isolasi mandiri. Hal yang pertama saya ketahui tentang covid-19 yaitu suatu penyakit dengan gejala sesak nafas, anosmia, pilek, batuk, dan sebagainya. Penyakit ini memiliki tiga versi yaitu tanpa gejala, gejala ringan / sedang, dan gejala berat. Saat pertama kali saya terkena covid-19, dunia berasa mau runtuh dan dunia berasa hitam putih bagi saya. Sejak hari itu, semangat hidup merasa rendah dan tiada guna. Padahal orang yang terjangkit covid-19 harus memiliki semangat hidup yang tinggi dan senang. Akhirnya, saya menerimanya dengan tabah. Semenjak hari pertama COVID-19, saya langsung menghubungi dokter untuk meminta resep obat, karena saya mengalami gejala ringan maka obat yang diberikan dari dokter kepada saya lebih sedikit, dibandingkan dengan gejala sedang atau berat. Gejala yang dirasakan oleh saya yaitu batuk, anosmia, demam yang sudah mereda, dan susah makan. Hari prtama langsung minum obat yang diberikan oleh dokter. Hari kedua, minum obat yang diberikan oleh dokter dan puskesmas, dan seterusnya hingga negative covid-19. Semoga kita semua terhindar dari penyakit COVID-19, dan bagi kamu yang terkena COVID-19 tetap semangat dan mengikuti pengobatan yang berlaku ya. Jangan lupa 5M ya semuanya.
Komentar
Posting Komentar